Ini 4 Efek Samping Konsumsi Garam Berlebihan Bagi Kesehatan

Ilustrasi garam/Foto: Pixabay

FAKTA GRUP – Garam sering dijadikan sebagai penyedap dalam makanan sehari-hari. Garam membantu tubuh menjaga keseimbangan cairan, meningkatkan aktivitas saraf, dan mengencangkan otot.

Namun alih-alih bermanfaat bagi tubuh, apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat membahayakan tubuh. Berikut sederet efek samping terlalu banyak makan garam:

1. Tekanan Darah Tinggi
Terlalu banyak garam merupakan faktor tersembunyi yang menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ketika tubuh memiliki kelebihan garam, tubuh akan menahan air tambahan untuk mengencerkan garam dalam aliran darah.

Peningkatan volume darah ini memberikan tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah, yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Memperburuk Fungsi Ginjal
Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring kelebihan garam dan cairan dari darah. Bila asupan garam terlalu banyak, ginjal harus bekerja lebih keras untuk membuangnya.

Tekanan akibat asupan garam yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat merusak fungsi ginjal, yang pada akhirnya menyulitkan ginjal untuk menjaga keseimbangan cairan dan mineral dalam tubuh.

3. Melemahkan Tulang
Saat kadar garam dalam tubuh tinggi, tubuh cenderung kehilangan lebih banyak kalsium melalui urine. Hilangnya kalsium dapat melemahkan tulang seiring waktu, membuatnya lebih rentan terhadap patah tulang dan kondisi seperti osteoporosis.

Mengonsumsi makanan dengan kadar garam sedang dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko kekurangan kalsium.

4. Meningkatkan Resiko Masalah Jantung
Garam tidak hanya memengaruhi tekanan darah, tetapi juga secara tidak langsung memengaruhi jantung sebagai akibat nyata dari peningkatan tekanan darah. Asupan garam yang tinggi telah dikaitkan dengan kondisi seperti serangan jantung dan gagal jantung.

Ketika jantung harus memompa lebih keras untuk mengedarkan darah, jantung dapat bekerja terlalu keras. Perubahan keadaan ini berpotensi menyebabkan penebalan otot jantung. Peningkatan beban kerja ini juga meningkatkan risiko gagal jantung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *