BNPB Tinjau Mushola Roboh di Sidoarjo, Fokus Selamatkan Korban Hidup, 91 Santri Tertimbun

BNPB Tinjau Runtuhnya Mushola Ponpes Sidoarjo
Runtuhnya Bangunan Mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo/net.

Faktapadang.id, NASIONAL – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., meninjau langsung lokasi runtuhnya Mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kehadiran Kepala BNPB ini merupakan mandat khusus dari Presiden RI Prabowo Subianto.

Suharyanto tidak hanya memantau evakuasi, tetapi juga menyampaikan rasa belasungkawa Presiden.

“Presiden menitipkan salam duka bagi seluruh keluarga korban, semoga diberi ketabahan dan kekuatan,” ujar Suharyanto saat berada di lokasi kejadian.

Ia didampingi oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M. Syafii, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Rombongan meninjau kondisi gedung empat lantai yang roboh yang diduga disebabkan oleh kegagalan konstruksi.

Strategi SAR Manual: Prioritaskan Korban Hidup yang Tertimbun

Hingga siang ini, tim SAR gabungan masih bekerja keras. Tantangan terbesar adalah kondisi struktur bangunan. Kondisi ini tidak memungkinkan dibongkar menggunakan alat berat karena dikhawatirkan masih ada korban yang hidup di bawah reruntuhan.

Berdasarkan daftar absensi, pencarian masih difokuskan pada 91 santri tertimbun reruntuhan yang belum ditemukan. Strategi penyelamatan pun diubah menjadi manual.

“Korban yang masih hidup harus jadi prioritas. Setelah itu, baru kita laksanakan evakuasi jenazah,” tegas Suharyanto.

Tim SAR menggunakan peralatan ringan untuk membuka jalur dan mengirimkan suplai makanan serta oksigen. Fokus utama adalah menyelamatkan korban hidup terlebih dahulu, baru kemudian mengevakuasi jenazah.

Dukungan Penuh BNPB dan Data Korban Terkini

Kepala BNPB juga berdialog dengan keluarga korban untuk menyerap aspirasi mereka. Ia memastikan pemerintah pusat melalui BNPB dan Basarnas akan memberikan dukungan penuh, mulai dari fase pencarian hingga pemulihan.

Dukungan dari BNPB meliputi penyaluran bantuan logistik dan Dana Siap Pakai (DSP). Logistik yang disalurkan antara lain sembako, tenda, matras, selimut, tikar, hingga hygiene kit. DSP sendiri digunakan untuk mendukung operasi SAR dan perbaikan sarana prasarana darurat.

Data Korban Per Rabu (1/10) Pukul 11.00 WIB:

  • Korban yang Belum Ditemukan: ±91 orang masih tertimbun reruntuhan.
  • Korban yang Sudah Dievakuasi: ±100 orang, dengan rincian 3 orang meninggal dunia, dan puluhan luka berat maupun ringan.

Rincian pasien luka dan meninggal di beberapa rumah sakit:

  • RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo: 39 pasien (5 luka berat, 32 luka ringan, 2 meninggal).
  • RS Siti Hajar: 53 pasien (9 luka berat, 42 luka ringan, 1 dirujuk ke RSI Sakinah Mojokerto, 1 meninggal).
  • RS Delta Surya: 6 pasien (5 luka berat, 1 luka ringan).
  • RS Sheila Medika: 1 pasien (sudah pulang).
  • RS Unair: 1 pasien rawat inap.

Upaya evakuasi ini adalah hasil kolaborasi. BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, Basarnas, TNI, Polri, dan berbagai dinas terkait bahu-membahu di lapangan. Dinas Sosial dan Baznas Sidoarjo juga menyiapkan dapur umum.

“BNPB akan terus mengawal proses ini sampai tahap pemulihan. Kami mohon doa agar seluruh korban yang masih tertimbun dapat segera ditemukan,” tutup Suharyanto.

(*Drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *