Faktapadang.id, NASIONAL – Tragedi robohnya Mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo telah membuka mata banyak pihak. Insiden ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap konstruksi bangunan pendidikan. Tim ahli yang diturunkan ke lokasi menemukan indikasi awal adanya kelemahan pada struktur gedung.
Dugaan sementara mengarah pada dua faktor utama: kualitas material yang tidak sesuai standar dan perencanaan arsitektur yang tidak memperhitungkan daya tampung maksimal.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menegaskan bahwa insiden ini masuk kategori bencana akibat kegagalan teknologi. Oleh sebab itu, fokus pemerintah kini tidak hanya pada penyelamatan korban, tetapi juga pada audit menyeluruh.
“Kita tidak ingin tragedi ini terulang di tempat lain. Karena itu, evaluasi konstruksi seluruh gedung pendidikan berlantai lebih dari dua tingkat, terutama pesantren, akan menjadi agenda prioritas,” ujar Suharyanto, Rabu (1/9/2025).
Agenda Prioritas Pemerintah: Lima Rencana Pasca Tragedi
Menyikapi Ponpes Sidoarjo roboh, pemerintah pusat dan daerah telah menyusun rencana konkret untuk memastikan keamanan fasilitas pendidikan di seluruh Indonesia.
Berikut adalah rencana pemerintah yang akan segera dilaksanakan:
- Audit Teknis Nasional: Kementerian PUPR bersama BNPB akan melakukan audit konstruksi teknis pada semua gedung pendidikan bertingkat. Ini mencakup pondok pesantren, madrasah, dan sekolah swasta maupun negeri.
- Penerapan Standar Bangunan Bencana: Seluruh proyek pembangunan pendidikan ke depan wajib memenuhi standar bangunan tahan bencana, termasuk gempa, angin kencang, dan kebakaran.
- Sertifikasi dan Izin Operasional Gedung: Pemerintah daerah bersama dinas terkait akan memperketat izin penggunaan gedung pendidikan. Setiap pondok pesantren yang sudah berdiri wajib mengajukan sertifikasi kelayakan bangunan.
- Pelatihan Mitigasi Bencana: BNPB akan mendorong adanya simulasi tanggap darurat di setiap ponpes. Tujuannya agar santri dan pengajar dibekali keterampilan evakuasi cepat dalam situasi darurat.
- Dana Khusus Rehabilitasi: Pemerintah berkomitmen menyalurkan Dana Siap Pakai (DSP) untuk rehabilitasi jangka panjang. Ini termasuk pembangunan ulang Ponpes Al Khoziny dengan desain yang lebih aman dan kokoh.
Momentum Perbaikan Bersama Demi Keamanan Santri
Tragedi Ponpes Sidoarjo ini menjadi pelajaran besar bagi semua pihak terkait. Gedung-gedung pendidikan tidak boleh lagi dibangun asal-asalan tanpa mempertimbangkan standar keamanan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menambahkan bahwa keamanan adalah hak setiap pelajar.
“Pesantren adalah rumah kedua bagi anak-anak kita. Pemerintah wajib memastikan tempat ini aman dan nyaman, agar para santri bisa belajar tanpa rasa takut. Mari kita jadikan tragedi Al Khoziny sebagai momentum perbaikan bersama,” tegas Khofifah.
Dengan langkah konkret, evaluasi menyeluruh, dan komitmen dari pemerintah pusat hingga daerah, diharapkan tragedi serupa tidak akan terulang di masa depan.
(*Drw)













