Update: DVI Berhasil Identifikasi 40 dari 61 Korban Musala Al Khoziny, 21 Jenazah Masih Proses

40 Korban Musala Al Khoziny Teridentifikasi, DVI Terus Bekerja
Tim SAR gabungan memasukkan kantong berisi jenazah ke dalam ambulance dalam insiden runtuhnya musala pondok pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/10/2025)/Dok. BNPB.

Faktapadang.id, NASIONAL – Tim gabungan Disaster Victim Identification (DVI) terus bekerja keras menuntaskan tugas pasca insiden runtuhnya gedung musala empat lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Hingga Rabu (8/10/2025), tim DVI telah berhasil mengidentifikasi 40 dari total 61 jenazah korban.

Data identifikasi tersebut juga mencakup dua dari tujuh bagian tubuh yang ditemukan dari balik reruntuhan bangunan Musala Ponpes Al Khoziny. Seluruh jenazah yang telah teridentifikasi segera diserahkan kepada pihak keluarga. Tujuannya agar jenazah dapat dimakamkan di kampung halaman masing-masing.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menegaskan komitmen tim.

Kutipan Penting: “Proses Identifikasi Korban Musala Al Khoziny terus dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan seluruh korban dapat diketahui identitasnya dengan akurat,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan resmi.

Proses DVI Terus Berlanjut di RS Bhayangkara

Hingga kini, masih terdapat 21 jenazah dan 5 potongan tubuh lainnya yang sedang dalam proses pemeriksaan mendalam oleh tim DVI. Tim terus bekerja dengan penuh kehati-hatian. Dedikasi tinggi diperlukan untuk menuntaskan seluruh proses forensik. Ini mencakup pencocokan data antemortem (data sebelum kematian) dan postmortem (data setelah kematian).

Di tengah proses identifikasi yang masih berlangsung, para keluarga dan wali korban tetap menunggu kabar dengan sabar. Mereka berada di tenda pengungsian yang didirikan di halaman Rumah Sakit Bhayangkara, Sidoarjo. Peran DVI dalam Bencana Sidoarjo ini menjadi harapan terakhir bagi keluarga untuk mendapatkan kepastian.

Tenda berukuran 6×12 meter tersebut berfungsi sebagai pusat layanan terpadu. Tenda ini menyediakan berbagai kebutuhan dasar bagi keluarga korban, meliputi:

  • Makanan dan perlengkapan pribadi
  • Pelayanan kesehatan
  • Dukungan psikososial
  • Layanan pijat dan bekam gratis

Transisi Operasional ke BPBD Jawa Timur

Posko darurat penanganan bencana yang sebelumnya berada di sekitar lokasi kejadian, kini telah berpindah. Posko dipindahkan ke kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur. Pemindahan ini dilakukan seiring dengan transisi operasional menuju tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Penyerahan tanggung jawab operasional dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada BPBD dilakukan untuk memperkuat koordinasi di tingkat daerah. Namun, BNPB memastikan akan tetap melakukan pendampingan teknis dan koordinatif secara berkelanjutan. Pendampingan ini akan diberikan hingga seluruh proses tanggap darurat dan pemulihan selesai.

(*Drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *